Catatan 3 Minggu Mahasiswa di Sentul City


Posted
Tue, 08 Apr 2025

Author
Ekki Firmanda Irawan

Share

Catatan 3 Minggu Mahasiswa di Sentul City

Halo perkenalkan, saya Achmad Quraysh Syach Anwar, atau biasa dipanggil Achmad. Saat ini, saya adalah mahasiswa semester enam di Politeknik Pariwisata NHI Bandung, mendalami program studi Pengelolaan Usaha Rekreasi. Kisah ini adalah tentang pengalaman saya dan tim selama tiga minggu yang tak terlupakan di Sentul City.

Semuanya berawal dari tugas Proyek Riset Rekreasi (PRR) yang wajib kami jalani. Angkatan kami dibagi menjadi tujuh kelompok, masing-masing dengan enam anggota dan lokasi riset yang berbeda. Kebetulan, kelompok saya yang saya beri nama "JungleGEEKS" bersama lima rekan lainnya Daffa, Andini, Shafa, Syafira, dan Ryshyella, mendapatkan tugas untuk meneliti JungleLand Adventure Theme Park yang berlokasi di Sentul City, Bogor. Dengan durasi pengumpulan data selama tiga minggu penuh.

Dari Bandung beranjak ke Sentul kali ini rasanya berbeda. Bukan ransel berisi pakaian ganti dan kamera untuk berlibur yang kami bawa, melainkan medan juang kami dalam mengumpulkan data demi pundi-pundi IPK. Kami mendarat di kawasan yang terkenal modern dan jujur saja terdengar cukup elite ini tepat di awal bulan suci Ramadhan. Awalnya, ada sedikit rasa overthinking, terutama membayangkan biaya hidup di kawasan yang konon katanya "mahal" ini, apalagi dengan status kami sebagai mahasiswa.

Petualangan riset kami dimulai dengan pencarian "markas" pada laman online yakni facebook guna tempat kami akan berteduh dan bekerja. Pilihan jatuh pada sebuah rumah di Klaster Taman Tampak Siring X, nomor 27. Dengan biaya sewa Rp 6,5 juta untuk satu bulan angka tersebut cukup lumayan bagi kantong kami, hasil patungan tim kami, rumah ini langsung beralih fungsi. Ia bukan sekadar tempat melepas lelah setelah seharian di lapangan, tapi juga menjadi laboratorium dadakan kami, ruang diskusi yang seringkali berlangsung alot hingga larut malam, dapur umum tempat menu sahur dan buka puasa (kadang berhasil, kadang sedikit gosong) tercipta, serta saksi bisu segala dinamika tim JungleGEEKS.

Lingkungan klaster yang tertata rapi, modern, dan tenang khas Sentul City ini terasa begitu kontras dengan hiruk-pikuk wahana dan pengunjung yang akan kami hadapi di JungleLand. Rumah dua lantai ini menjadi jangkar kami, tempat kami kembali setelah berjibaku mengumpulkan data sambil menahan lapar dan dahaga puasa, tempat berbagi cerita, keluh kesah, hingga kegiatan memasak pada subuh untuk sahur yang tak terhindarkan. Meskipun fasilitas rumahnya nyaman, atmosfer "mahasiswa"- nya tetap kental dengan deadline target yang terus berjalan, laptop yang hampir selalu menyala, dan aroma kopi instan dan mie instan yang setia menemani sesi analisis data hingga dini hari.

Sentul City, yang dikenal sebagai salah satu kota mandiri (satellite city) terencana di Indonesia memang terasa berbeda. Infrastrukturnya rapi, jalanannya lebar, dan lingkungannya terasa asri dengan sentuhan lanskap perbukitan. Tinggal di sini memberi kami perspektif baru tentang sebuah kawasan hunian yang terintegrasi.

Dengan budget sewa yang kami keluarkan, kami merasa sangat bersyukur mendapatkan lingkungan yang nyaman dan strategis. Akses ke berbagai fasilitas terasa mudah. Hanya butuh sekitar 15 menit berkendara untuk mencapai pusat perbelanjaan modern seperti AEON Mall atau IKEA, juga ke Pasar Bersih Sentul City. Ini sangat membantu kami.

Soal urusan perut, terutama di bulan Ramadhan, Sentul ternyata cukup bersahabat. Kalau sedang malas masak atau ingin mencari takjil, cukup berjalan kaki sekitar 5 menit (atau 2 menit naik motor jika mager), kami sudah bisa menemukan area penjual makanan. Pilihannya beragam, mulai dari jajanan seharga Rp 1.000 hingga makanan utama sekitar Rp 20.000-an – harga yang masih masuk akal untuk kantong mahasiswa. Kebutuhan harian lainnya seperti sabun, sampo, atau bahan pokok juga mudah didapat karena minimarket seperti Alfamart dan Indomaret tersebar di banyak sudut.

Namun, jiwa "hemat" mahasiswa tetap bergejolak. Tips utama dari kami untuk siapa saja yang ingin berkunjung ke Sentul dengan budget terbatas: masak sendiri! Kenapa? Karena Pasar Bersih Sentul City menyediakan bahan makanan yang sangat lengkap. Keunikannya, pasar ini tidak hanya ramai di pagi hari. Bahkan sampai sore pun, pilihan sayur, daging, ikan, dan bumbu masih melimpah dengan harga yang terjangkau. Ini penyelamat besar bagi kami yang jadwal risetnya seringkali tidak menentu.

Bagi rekan-rekan muslim, mencari tempat ibadah juga tidak sulit. Di sekitar area Sentul Nirwana, dekat dengan pemukiman kami, terdapat masjid yang cukup besar dan mudah dijangkau. Fasilitas publik seperti ini menambah kenyamanan tinggal di Sentul.

Tentu saja, hidup kami selama tiga minggu tidak melulu soal riset dan analisis data. Ada kalanya rasa jenuh menghampiri. Untuk mengusir penat, kami menyempatkan diri mengeksplor beberapa sudut Sentul. Kami mencoba beberapa coffee shop kekinian seperti Kopi Nako, sekadar untuk berganti suasana dan mencari inspirasi.

Selama kurun kurang lebih 3 minggu ini, pengalaman tinggal di Sentul City meninggalkan kesan mendalam. Bagi kami, tempat ini benar-benar menjadi "Comfort Place". Suasana yang dibangun terasa begitu rapi, bersih, dan asri. Nuansa pegunungan dengan udara yang relatif lebih sejuk dibandingkan kota besar benar-benar menenangkan. Sentul City, yang dikembangkan dengan konsep mendekatkan hunian dengan alam dan fasilitas rekreasi, berhasil memberikan pengalaman itu.

 

Kawasan ini tidak hanya ideal sebagai hunian, tapi juga sebagai destinasi wisata. Tentu saja, sebagai tim riset JungleLand, kami sangat merekomendasikan taman hiburan ini. Lokasinya strategis, suasananya menyenangkan, dan wahananya beragam – cocok untuk healing dari rutinitas yang padat. Satu ikon yang wajib dicoba adalah bianglala (Ferris Wheel). Dari ketinggian 45 meter, pemandangannya sungguh memukau! Kita bisa melihat lanskap Sentul yang hijau, dikelilingi Gunung Pangrango, Gunung Salak, serta jajaran bukit, lembah, dan aliran sungai. Momen di puncak bianglala itu benar-benar membuat betah dan menjadi salah satu kenangan terbaik kami.

Tiga minggu di Sentul City sebagai mahasiswa perantau yang sedang riset adalah pengalaman yang kaya. Kami belajar beradaptasi, mengelola budget di kawasan yang awalnya kami anggap mahal, bekerja sebagai tim, sambil tetap menjalankan ibadah puasa. Sentul City, dengan segala fasilitas dan suasananya, ternyata mampu menjadi latar yang suportif bagi perjalanan riset kami.



Related topics


04/01/25 10:06 AM
Pengalaman War Diskon Makanan di AEON Sentul City di Last Minute!!

Jangan lewatkan diskon di Aeon Mall hingga 70%!

SEE MORE
04/08/25 03:21 AM
BERBELANJA MURAH DI KAWASAN SENTUL CITY

Belanja hemat di Sentul City, harga terjangkau, banyak promo

SEE MORE